Mengawasi Pergaulan Anak: 3 Peran Utama Orang Tua

Bandung, NU Online Jabar

Sebagai makhluk sosial, merupakan hal yang umum bahwa manusia berinteraksi dengan sesamanya. Dengan interaksi sosial dan pergaulan, manusia dapat saling memahami dan hidup bersama inilah yang dinamakan dengan kehidupan bermasyarakat, hal ini berlaku di semua kalangan usia termasuk anak-anak. Pada fase anak-anak pergaulan sangat mempengaruhi tumbuh berkembang dan bagaimana anak melihat realita dan dinamika sosial di masyarakat.

Dengan melihat realitas sekarang, kita melihat bahwa pergaulan yang terjadi saat ini sangat cukup mengkhawatirkan, sebab ada banyak dampak negatif daripada dampak positif. Kita dapat melihat pergaulan anak-anak yang melanggar norma sosial maupun norma agama, dan terjerumus kepada hal yang buruk dan bersifat kriminal.

Sebagai agama, Islam menawarkan dan mengajarkan bagaimana peran orang tua dalam mendidik anak.Salah satunya, orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu mengawasi anak-anaknya dalam pergaulan di kehidupan sehari-hari.

Maksud mengawasi di sini bukan berarti mengekang dan melarang anak untuk bergaul dengan lingkungannya. Lebih tepatnya, memberikan batasan tertentu dalam pergaulan agar interaksi yang dilakukan bisa bernilai positif. Hal ini juga untuk menghindari pergaulan negatif yang dapat menjerumuskan dalam jurang kemaksiatan.

Allah telah memerintahkan umat Islam untuk menjaga diri dan keluarga dari kemaksiatan yang bisa menjerumuskan ke dalam api neraka. Hal ini sebagaimana termaktub dalam firman Allah pada surat At-Tahrim ayat 6:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (Qs. At-Tahrim: 6)

Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam tafsirnya menjelaskan, maksud dari ayat di atas ialah penegasan Allah agar umat manusia saling menjaga diri dan keluarga dari melakukan hal-hal yang dilarang dalam agama.

قُوا أَنْفُسَكُمْ أَيْ بِالِانْتِهَاءِ عَمَّا نَهَاكُمُ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ، وَقَالَ مُقَاتِلٌ: أَنْ يُؤَدِّبَ الْمُسْلِمُ نَفْسَهُ وَأَهْلَهُ، فَيَأْمُرَهُمْ بِالْخَيْرِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الشَّرِّ،

Artinya: “Jagalah diri kalian dengan berhenti melakukan semua yang dilarang oleh Allah untuk dilakukan. Muqatil berkata: caranya dengan seorang muslim mendidik dirinya beserta keluarganya dan memerintahkan mereka melakukan amal baik dan mencegah mereka melakukan amal buruk”. (Fakhruddin Ar-Razi, Mafatihul Ghaib, [Beirut, Dar Ihya At-Turats Al-Arabi, 1420 H], juz XXX, hal 572).

3 Peran Orang Tua dalam Mengawasi Anak 

Pergaulan dan interaksi sosial saat ini semakin intens dengan hadir dan berkembangnya teknologi informasi yang semakin canggih. Teknologi yang semakin canggih dan ditunjang dengan banyaknya media sosial, menuntut para orang tua untuk lebih waspada terhadap pergaulan anak-anaknya. Sebagaimana diketahui, media sosial diisi oleh warganet dengan berbagai karakter mulai dari karakter positif hingga negatif.

Mengingat hal tersebut, sangat penting bagi setiap orang tua untuk selalu mengawasi anak-anaknya dalam bermedia sosial agar tidak terjerumus ke dalam sesuatu yang dilarang oleh agama, di antaranya dengan membatasi anak bermain HP.

Berikut ini adalah 3 peran orang tua dalam mengawasi pergaulan anaknya dikutip dari tulisan Alwi Jamalulel Ubab di laman NU Online

1. Membangun pondasi agama 

Pengajaran agama memiliki peran sentral dalam membentuk karakter anak. Membangun dan membentengi anak dengan pondasi ajaran agama Islam merupakan sebuah kewajiban bagi para orang tua. Anak yang tumbuh dan berkembang dalam didikan agama yang baik, bisa menjadi bekal untuk menyiapkan generasi yang beradab. Rasulullah saw bersabda:

عن جابر بن سمرة رضي الله عنه قال قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم  لأنْ يُؤَدِّبَ الرجلُ وَلَدَه خيرٌ من أن يتصدق بصاع أخرجه الترمذي

Artinya, “Dari sahabat Jabir bin Samurah ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Pengajaran seseorang pada anaknya lebih baik dari (ibadah/pahala) sedekah satu sha,’” (HR At-Tirmidzi).

Dalam riwayat lain, Rasulullah saw bersabda:

عن أَيُّوبَ بْنِ مُوسَى عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدًا خَيْرًا لَهُ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ

Artinya, “Dari Ayyub bin Musa, dari bapaknya, dari kakeknya, Rasulullah saw bersabda, ‘Tiada pemberian orang tua terhadap anaknya yang lebih baik dari adab yang baik,’” (HR At-Tirmidzi).

2. Mengedukasi manfaat dan bahaya pergaulan 

Setelah menanamkan nilai-nilai agama, peran yang dapat dilakukan oleh orang tua selanjutnya adalah memberikan edukasi tentang manfaat dan bahaya pergaulan, terutama di media sosial. Untuk itu, para orang tua sebaiknya memantau HP anak secara berkala, hal ini cenderung jarang dilakukan beberapa orang tua karena merasa segan atau acuh dengan pergaulan anaknya.

Para orang tua wajib mengarahkan anak dalam bermedia sosial pada konten-konten positif, misalnya pembelajaran edukatif dan upgrading skill. Kebiasaan pemanfaatan media sosial untuk hal positif itu akan menjadi kebiasaan baik yang akan diteruskan hingga dewasa dan menghantarkannya pada kesuksesan.

3. Memantau pergaulan anak 

Orang tua yang baik adalah orang tua yang mencoba mengerti dan memahami pola tumbuh kembang anak, termasuk lingkungan dan pergaulannya. Orang tua dituntut untuk menjadi pendidik agar bisa melakukan pendekatan yang baik dengan anak.

Dengan membangun komunikasi yang baik, sehingga ada keterbukaan bagi diri anak terhadap orang tua misalnya,

menanyakan keseharian anak, dengan siapa saja ia berinteraksi atau bagaimana temannya. Itu semua dapat membantu dalam memantau dan mengawasi pergaulan anak agar tidak merasa diabaikan atau bahkan tidak diperhatikan orang tuanya. Selain itu, orang tua juga perlu memastikan circle pertemanan anak serta menanyakan perilaku anak pada mereka.

Demikian beberapa peran yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk menjaga anaknya agar tidak terjerumus ke dalam sesuatu yang dilarang oleh agama, termasuk pergaulan bebas yang kini menghinggapi segala lini kehidupan. Kewaspadaan diri sendiri dan keluarga, terutama anak menjadi sangat penting dilakukan terutama di era sekarang ini.

Contact Me