Sedari dulu bangsa kita dikenal sebagai bangsa yang memiliki kearifan lokal yang sangat tinggi. Setiap momen dalam kehidupan yang di dalamnya tersirat adanya sebuah kebahagiaan selalu dirayakan secara besar-besaran. Apalagi jika kebahagiaan itu, terkait dengan sebuah capaian dalam satu peristiwa yang dinanti-nanti keberhasilannya, maka perayaannya pun kadang tak lekang oleh waktu.
Merayakan sebuah peristiwa, entah itu peristiwa atas satu keberhasilan, atau atas satu peristiwa yang suci menjadi bukti bahwa bangsa ini adalah bangsa yang pandai bersyukur. Apapun momennya, yang penting ada nilai kebahagiaan di dalamnya maka akan selalu dirayakan penuh dengan suka cita. Sehingga, apabila hal itu tidak dilakukan, maka seolah ada yang hilang dalam diri bangsa ini.
Tak hanya itu, perayaan satu peristiwa penting dalam bangsa ini dipandang sebagai bentuk kepercayaan bahwa setiap keberhasilan sejatinya merupakan milik seluruh masyarakat secara komunal, bukan milik individu atau kelompok tertentu. Hal ini menjadi bukti bahwa bangsa ini merupakan bangsa yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan.
Sikap bangsa yang sedemikian elok itu, bisa kita saksikan, misalnya, saat bangsa ini menyaksikan keberhasilan Timnas sepak bola Indonesia yang baru saja menang melawan Bahrain dalam babak kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Kita bisa saksikan, bagaimana para pemain dan para suporter tidak begitu saja beranjak dari stadion, meskipun pertandingan telah usia. Beragam aktivitas pun dilakukan. Belum lagi pemberitaan-pemberitaan di media yang begitu intens seolah menambah kebahagiaan itu.
Di luar lapangan, semua pecinta sepak bola Indonesia terus mendengungkan optimisme sepak bola tanah air untuk masa depan. Tak lupa, Presiden Prabowo pun tampak memberikan apresiasi yang tinggi terhadap para pemain dan stakeholder PSSI. Di saat yang sama juga, patut diapresiasi ada sebagian lembaga swasta yang rela mengeluarkan bonus atas keberhasilan Timnas Indonesia. Sepertinya, kondisi demikian akan terus terjadi manakala Timnas Indonesia di setiap pertandingan.
Kita bisa membayangkan, bagaimana jika saja di kemudian hari Timnas Indonesia ini betul-betul bisa lolos hingga putaran Piala Dunia 2026. Seluruh elemen masyarakat dipastikan akan terus bersuka cita. Beragam kreativitas dalam merayakan keberhasilan akan memenuhi segala ruang kehidupan bangsa. Tak hanya itu, keberhasilan itu juga tentu akan membuat bangsa ini (dalam dunia sepak bola) mulai akan diperhitungkan. Di lain sisi, keberhasilan dalam dunia sepak bola juga tentu akan mengikis sekat-sekat ego individualisme yang saat ini masih mengakar.
Terakhir, keberhasilan atas Timnas sepak bola Indonesia akan terus menjadi penantian bangsa ini. Satu yang mesti diingat, keberhasilan tak akan terwujud tanpa adanya kerja keras. Mari kita berikan keleluasaan kepada PSSI, pemain, dan tim kepelatihan untuk mewujudkan hal itu. Namun jika hal itu belum terwujud, maka sikap sabar, tawakal dan saling menghargai harus kita kedepankan. Bukan sebaliknya, saling mencibir, menghasud, dan saling mencela. Melainkan tetap tumbuhkan optimisme untuk keberhasilan sepak bola tanah air di masa yang akan datang.
“Setiap orang memperoleh tingkatan sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS al-Ahqaf [46]: 19).
Bravo untuk Timnas Indonesia.
Rudi Sirojudin Abas, salah seorang peneliti kelahiran Garut yang menggemari permainan sepak bola